Surat Cinta Untukmu

Aku tak tau harus mulai dari mana. Waktu kutulis surat inipun aku sebenarnya bingung, harus ku kirimkan pada siapa aku tak tahu. Kau begitu jauh, saking jauhnya, aku tak bisa merasakan kau ada dimana dan apa yang sedang kau lakukan sekarang.

Aku tak tahu apakah surat ini akan ku kirimkan pada presiden, hingga ia akan membacakan secara live hanya untuk mu. Atau haruskah ku kirimkan surat ini pada seorang astronot yang akan membacakannya dari sebuah satelit nan jauh di sana agar kau bisa mendengarnya. Atau haruskah ku jatuhkan surat ini ke laut hingga dia pun akan ikut berlayar jauh untuk menemuimu………..

Aku tak tahu………

24 Des’04 – 23 sept’06

Adalah waktu tersingkat yang pernah ku rasakan. Meski tak tergolong lama, tapi tak terlalu singkat juga, aku merasakan hal yang berbeda…….dan kau juga mengakuinya. Kita pernah menjalin hubungan selama itu. Pubertas masa SMA yang tak terlupakan.

Juga masih kuingat jelas waktu kudapati kau bersama widya, pacar lama mu. Dan tak kan kulupakan juga, ketika akhirnya kau memilihnya……..Aku tak ingin mengingat lagi bagaimana aku saat itu, hingga akhirnya kutinggalkan kota kelahiranku, dan kau juga……..

25 Maret’09

Untuk pertama kalinya ku injakkan kakiku kembali kekota kelahiranku ini. Setelah hamper tiga tahun lamanya aku tak pernah pulang. Kotaku……. Kota kelahiranku. Kota kenanganku……. Aku tak pernah berniat untuk berlama – lama dikotaku. Karena kenangan itu tak terhilangkan.

Tapi tak bisa aku elakkan ketika kudatangi satu reuni SMA ku, mataku beradu pandang dengan mata yang taka sing lagi bagiku. Matamu, Yudistira Fahrezi. Rasa gugup itu, panas dingin itu, senang bercampur gugup itu, dan semua yang kuakui tak pernah kurasakan ketika aku bersama lelaki lain. Rasa aneh yang Cuma kurasakan ketika ada di dekatmu dan kurasakan bahagia yang tak pernah kudapat dari lelaki lain saat kau datang kerumahku. Kau tak banyak berubah……, walau yang ada hanya obrolan klise. Tapi, aku bahagia.

21 April’09

Aku sangat terkejut ketika kudengar kau mendapat kecelakaan dan harus di opname di rumah sakit. Dan lebih terkejut lagi ketika adikmu, yah……yang dulu masih SMP, mengajak ku ngobrol sembari menjagamu di rumah sakit. “mb mo tau kenapa Kak Yudis dan Mbak Widya putus ?............ itu karena di dompet kak Yudis ado foto Mbak..”

Kau tahu Yudistira…??

I can’t say anything……

I just kept silent……….

Dan kini, yah hari ini……Setelah hampir empat bulan lebih kau meninggalkanku. Kurasa kau harus tahu sesuatu…Aku merindukanmu….

Yudistira, ingatkah Taty Heryati dalam puisinya

“Dan waktu mengajariku memahamimu sebagai masa lalu yang terkemas dalam reruntuhan kota kenanganku,……………………”

Benar memang,……. Terkadang

Tapi ketahuilah, Yudistira, meski waktu terus berjalan dank au tak pernah benar- benar datang kembali, aku tak kan melupakanmu. Karena kau bukan orang yang pantas untuk dilupakan. Aku tak kan menganggapmu sebagai masa lalu , karena ku tahu…..

Aku mencintaimu

Dan ku tahu pasti, aku tak kan pernah memilikimu. Tapi tetap akan kutulis ini, sebagaimana aku menulis namamu jauh didalam hatiku.

Yudistira, sepertinya Tuhan menolongku. Kini aku tahu dimana harus ku kirimkan surat ini.

Yah………..diatas nisanmu.
By : Sugiarni Cs

0 komentar:

Posting Komentar

 
TINGGALKAN KOMENTAR ANDA DEMI KEMAJUAN BLOG INI